AR di Tahun 2025: Transisi Menuju Kacamata Pintar dan Integrasi AI
Kupang, Indonesia – 27 September 2025 – Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi perkembangan teknologi Augmented Reality (AR) global. Meski pasar perangkat AR/VR/MR secara keseluruhan diproyeksikan mengalami penurunan sekitar 12% akibat penundaan peluncuran sejumlah headset, laporan terbaru IDC menegaskan bahwa industri akan bangkit kembali pada 2026 dengan pertumbuhan hingga 87%, dan mencatatkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 38,6% pada periode 2025–2029.
Di balik perlambatan jangka pendek ini, inovasi kacamata pintar berbasis AI menjadi sorotan utama tahun 2025. Meta, melalui peluncuran Ray-Ban Display pada 30 September 2025, memperkenalkan kacamata dengan Heads-Up Display (HUD) dan kendali inovatif Neural Band berbasis sinyal saraf otot (sEMG). Perangkat ini menandai pergeseran fokus dari headset berat menuju AR ringan yang dapat digunakan sehari-hari.
Sementara itu, Apple memperluas ekosistem Vision Pro dengan merilis visionOS 26 di WWDC 2025, menghadirkan konten Apple Immersive baru, dukungan kamera URSA Cine Immersive, dan integrasi DaVinci Resolve Studio untuk produksi konten spatial. Langkah ini memperkuat posisi Apple dalam menghadirkan pengalaman immersive premium.
Tak ketinggalan, Samsung bersama Google dan Qualcomm bersiap meramaikan pasar melalui headset Android XR yang dijadwalkan rilis pada 21 Oktober 2025. Kehadiran perangkat ini diperkirakan akan mempercepat adopsi XR di kalangan pengguna Android, sekaligus memperkuat ekosistem kompetitif lintas platform.
Di sektor enterprise dan pertahanan, program Integrated Visual Augmentation System (IVAS) 1.2 berbasis HoloLens masih berada pada tahap evaluasi. Meski belum menuju pembelian massal, proyek ini menunjukkan potensi besar AR dalam pelatihan, simulasi, dan operasi militer.
Arah ke Depan
- Micro-AR: Kacamata pintar dengan integrasi AI akan memfasilitasi navigasi, pemandu wisata, hingga pembelajaran interaktif.
- Immersive Content: Produksi konten spatial menjadi lebih mudah dengan toolchain profesional, membuka peluang di sektor pendidikan, pariwisata, hingga budaya.
- Super-Cycle 2026: Lonjakan besar diantisipasi seiring masuknya generasi headset baru dengan peningkatan resolusi, tracking, dan interoperabilitas lintas platform.
Tentang Penelitian dan Implementasi Lokal
Di Indonesia, khususnya kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur–Timor Leste, kemajuan ini membuka ruang baru untuk pengembangan konten edukasi, pariwisata, dan bela negara berbasis AR. Dengan tren global yang semakin mendukung AI + AR ringan, peluang besar hadir untuk mengangkat budaya lokal dan narasi kebangsaan ke level digital interaktif.
