Pendidikan & Pariwisata Jadi Bidang Paling Siap Menyerap AR di 2025
Jakarta, 27 Juli 2025 – Teknologi Augmented Reality (AR) memasuki fase baru di tahun 2025. Meski pasar perangkat global mengalami penurunan sementara sebesar 12%, laporan International Data Corporation (IDC) menegaskan bahwa konten dan aplikasi AR justru terus meningkat dengan belanja yang diproyeksikan mencapai US$12 miliar pada tahun ini, tumbuh sekitar 19,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan ini terutama didorong oleh sektor pendidikan dan pariwisata, dua bidang yang paling siap memanfaatkan AR untuk transformasi pengalaman pengguna. Di ruang kelas, AR menghadirkan cara baru belajar interaktif—dari visualisasi sejarah hingga simulasi sains—sementara di sektor pariwisata, AR memperkaya kunjungan wisata dengan narasi digital, peta interaktif, dan pemandu virtual.
Meta Ray-Ban Display, yang siap dirilis 30 September 2025, menjadi simbol arah baru AR sehari-hari dengan Heads-Up Display (HUD) dan kendali inovatif Neural Band. Di sisi lain, Apple Vision Pro melalui visionOS 26 memperluas konten spatial untuk dokumenter, olahraga, hingga tur budaya. Samsung, Google, dan Qualcomm pun bersiap meluncurkan Android XR headset pada 21 Oktober 2025, memperluas pilihan perangkat di pasar global.
Relevansi di Indonesia: AR untuk Edukasi & Wisata Budaya
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan keanekaragaman alam, berada pada posisi strategis untuk mengadopsi AR dalam bidang pendidikan dan pariwisata.
Salah satu inisiatif adalah pengembangan Katalog Gatra, aplikasi AR yang memperkenalkan materi Bela Negara sekaligus mengangkat budaya lokal di kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur–Timor Leste. Melalui integrasi AR, generasi muda dapat belajar nilai patriotisme sekaligus menikmati pengalaman visual interaktif yang memperkuat identitas kebangsaan.
Di sektor pariwisata, AR dapat diintegrasikan dalam heritage walk, museum digital, hingga tur virtual destinasi unggulan seperti Komodo, Danau Kelimutu, dan budaya tenun NTT. Dengan dukungan teknologi baru, wisatawan kini bisa merasakan pengalaman edukatif sekaligus rekreatif yang lebih mendalam.
“Pendidikan dan pariwisata adalah pintu masuk paling alami untuk Augmented Reality. Teknologi ini bukan hanya mempermudah pembelajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman berwisata dengan sentuhan digital yang bermakna,” ujar M. Erwin Bria, peneliti sekaligus pengembang aplikasi Katalog Gatra.
